Minggu, 18 April 2010

MERENCANAKAN HIDUP

Hidup adalah kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan. Segalanya digulirkan dan digilirkan. Setiap manusia lahir, hidup, lalu mati. Kecil, akhirnya membesar. Muda, lama-lama tua. Muncul kesenangan, terkadang berganti kesedihan. Sehat dan sakit. Semua fana. Semua pasti selalu berubah, bergerak dan berjalan. Tetapi semuanya akan berganti pada kehidupan di akhirat. Ketika itulah semua dinamika dan gerak hidup seseorang berakhir. Rasulullah SAW dalam hadist shahih menyebutkan, “orang yang cerdas itu adalah orang yang mengendalikan dirinya dan mempersiapkan hidup setelah mati”.

Coba kita bertanya pada diri sendiri, apa yang kita cari dalam hidup ini ? Jawablah pertanyaan itu dari sudut pandang manapun yang kita mau. Dari sudut kekayaan, harta benda, materi dan keduniaan. Dari sudut popularitas, jabatan, kehormatan, penghargaan dan kemuliaan. Dari sisi aktualisasi diri, prestasi dan karya cipta. Atau dari sudut manapun yang lainnya yang kita mau.
Tanyakan lagi, tentang kematian yang merupakan fase pasti setelah kehidupan. Jika kita berorientasi pada kekayaan, harta benda, materi dan keduniaan. Tanyakanlah apa dampak itu semua pada fase kehidupan setelah kematian ? Jika kita menginginkan kehidupan dari sisi popularitas, jabatan, penghormatan, penghargaan orang lain, apakah itu semua berguna bagi alam akhirat yang sudah pasti? Dan jika yang kita ingini adalah aktualisasi diri, prestasi dan karya cipta, apakah itu juga akan bermanfaat bagi alam kehidupan setelah mati ?

Kehidupan memang sebuah bentangan jalan yang akan berakhir. Kematian pasti terjadi siapapun kita. Sebesar apapun kuasa dan jabatan kita. Seluas apapun milik kita. Sekuat apapun perlindungan kita. Begitu mahalnya nilai hidup. Karena itu, setiap orang harus memberi pilihan yang tepat untuk mengisi hidup. Pilihan dalam hidup juga yang akan menentukan ke mana kita nantinya. Pilihan hidup juga yang menetapkan seluruh akibat yang harus kita jalani nantinya.
Hari ini, ketika kita baca uraian ini, kumpulan hari, bulan dan tahun ber-putar terus tanpa pernah kembali lagi. Setiap hari umur bertambah, usia berkurang. Hal itu berarti kematian kian dekat. Tak ada pilihan lain, kecuali kita harus memilih jalan hidup yang benar.

Saudaraku, sangat rugi bila kita menjadi pecundang dalam hidup yang hanya sekali ini. Padahal Allah SWT memberikan aneka potensi pada kita agar sukses dunia akhirat. Sesungguhnya, keterbatasan yang ada, sama sekali bukan penghalang untuk sukses. Bahkan menjadi batu loncatan untuk meraih kesuksesan yang lebih besar.

Ada sebuah motto yang bisa kita tafakuri bersama. “Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan gagal”. Artinya andai kita tidak terlatih membuat perencanaan dalam hidup, dapat dipastikan aneka kerugian akan menimpa kita. Contoh sederhana orang yang akan pergi tapi tidak tahu pergi kemana, pasti akan tersesat serta boros waktu, tenaga, pikiran dan biaya. Bandingkan dengan orang yang selalu menggunakan perencanaan dengan baik. Ia akan berusaha optimal untuk merencanakan hidup dengan matang.

Orang yang hendak berpetualang ke hutan biasanya akan berusaha mengenali petanya dengan baik. Serta akan mencari tahu tentang situasi terburuk yang mungkin terjadi. Ia pun bertanya tentang cara mengatasinya. Ia persiapkan perbekalan sesuai kebutuhan. Orang yang paling lengkap rencananya, dengan data yang tepat, info melimpahkan serta pengetahuan memadai maka akan bisa menikmati perjalanan sampai ke tempat tersulit. Orang yang hidupnya terencana dengan baik akan melakukan sesuatu dengan efektif. Hemat waktu, hemat biaya, hemat tenaga, hemat pikiran, hemat energi, karena semua sudah terukur.

Seorang Ibu yang tidak punya perencanaan belanja bulanan cenderung membeli sesuatu yang tidak diperlukan. Beda dengan yang memiliki perencanaan matang, akan tahu mana yang harus dibeli mana pula yang tidak. Andai ada kekurangan antisipasinya sudah disiapkan dari awal. Program penghematan menjadi bagian dari perencanaan.
Rumah tangga yang bagus perencanaannya akan menjadi rumah tangga sakinah. Orang yang terampil merencanakan akan mampu meminimalisasi resiko dan memaksimalkan keberuntungan. Karena itu, menjalankan prosedur perencanaan dalam setiap tindakan harus menjadi bagian standar dari hidup kita.

Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan kegagalan. Maka kita harus mulai berlatih. Belajarlah untuk bertindak berdasarkan perencanaan yang dilengkapi info, input-input informasi juga data-data melimpah. Perencanaan kita pun harus semakin detail, semakin jelas detail, semakin jelas targetnya, baik harian, mingguan, bulanan, tahunan.

Namuin demikian, tetap saja bagi orang yang beriman kita harus tahu bahwa hasil itu dalam ketentuan Allah, faizda azamta fatawakal’alallah. Tugas kita adalah meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Hasilnya terserah Allah SWT. Bagi kita kesuksesan adalah ketika berjuang dengan gigih untuk menyempurnakan kewajiban dengan tetap bertawakal. Jangan sampai kita mendapatkan takdir buruk akibat kita tidak merencanakan. Allah sudah menyiapkan segala kebaikan bagi kita, walladzi na jahadu fi nah laditanahum subulana. Dan orang yang bersungguh-sungguh kepada Allah, bersungguh-sungguh menjalani hidup ini di jalan yang ditujukan Allah maka Allah pun bersungguh-sungguh memberikan yang terbaik baginya.

Marilah kita biasakan bertindak tidak asal pikir, tidak asal mau, tidak asal ingin. Bertindaklah berdasarkan perencanaan yang matang, akurat dan lengkap, wallaahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar