Sabtu, 10 April 2010

TANTANGAN KE DEPAN

Tak terasa, Tahun baru 2010 sudah berada di bulan April, semoga di tahun ini ada saat di mana kita bisa menandainya dengan bintang dua, tiga atau bahkan lima, dalam kalender tahun ini. Bintang yang menandai capaian prestasi dalam perjalanan hidup kita.
Tampaknya, tahun ini kita harus lebih menguatkan azzam atau tekad untuk berbuat lebih kongkrit dan jelas. Daftar panjang masalah yang dihadapi bangsa kita sudah harus membuat kita menahan diri untuk tidak menjadi bagian dari masalah. Sibuk dengan keluh kesah, menyalahkan keadaan, jelas tidak produktif. Demikian pula mengambil sikap apatis atau tidak peduli dengan kondisi sekitar, juga tidak menyelesaikan masalah. Maka, mari kita alihkan saja energi ini untuk berbuat sesuatu yang setidaknya membuat orang terdekat merasa aman dengan kehadiran kita, menyenangkan berada di dekat kita dan mendapat manfaat dari keberadaan kita. Dengan begitu, kita bisa mengisi 2010 ini dengan optimis dan penuh energi untuk bisa berkarya lebih baik.
Hal pertama yang harus kita usahakan adalah kesiapan mental, kelapangan dada dan kesanggupan menahan diri untuk tidak selalu ingin menunaikan semua keinginan. Karenanya, membuat skala prioritas menjadi sangat penting. Hidup penuh dengan pilihan. Betapa banyak pilihan di depan mata, dan kita harus bisa memutuskan mana yang penting dan genting, mana yang penting tapi tidak genting, dan seterusnya, untuk didahulukan. Dalam kondisi perekonomian negara seperti saat ini, kita juga dihadapkan pada pilihan. Memilih berkeluh kesah dan menunggu keadaan berubah, atau berkreativitas melakukan perubahan yang dimulai dari diri sendiri ?
Mudah-mudahan tahun ini kita juga mulai melatih diri berpikir panjang. Konon, kultur negeri ini terjebak pada keinginan meraih kesenangan sesaat dengan cara cepat. Yang paling sederhana adalah alasan ketika kita menginginkan sesuatu, apakah dibeli karena kebutuhan atau hanya karena keinginan? Maka tidak heran yang tumbuh subur di negeri ini adalah jiwa konsumtif.
Sekarang, setiap tahun mestinya memang dipenuhi harapan, untuk menghidupkan gairah dan semangat berbuat terbaik. Paduan kecerdasan sosial-emosional, kemampuan menentukan skala prioritas, dan keberanian menentukan pilihan, akan membantu kita membuat keputusan terbaik dalam melewatkan tidak saja satu semester ke depan, tapi juga seterusnya. Semoga Allah senantiasa mengaruniakan kepekaan nurani untuk tak hanya bisa menyelami perasaan saudara-saudara kaum dhuafa, namun memacu kita untuk bekerja giat sehingga mampu berbagi lebih banyak lagi dengan mereka. Semoga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar