Kamis, 31 Maret 2011

KARAKTER MANUSIA



Menurut Buku Personality Plus karangan Florence Littauer ada beberapa sifat atau karakter manusia. Nah, mungkin dengan mengenal sifat ini maka kita bisa mengenali diri kita sendiri untuk selanjutnya memahami watak orang lain di sekitar kita.


Begini. Menurut Littauer, sifat dan watak manusia itu ada empat macam. Pertama, Kolerik (ingin tampil ke depan, bersifat keras layaknya komandan tempur). Kedua, sanguin (periang, hampir tak pernah kelihatan susah namun pelupa dan selalu ingin mendapat perhatian orang lain). Ketiga, melankolik (serius, sistematis dan selalu memikirkan sebuah tindakan masak-masak sebelum melakukannya). Keempat, plegmatis (pasrah, tidak suka bertengkar dan nurut saja mana yang paling mudah).


Nah ini cara sederhana memahami keempat watak dasar manusia itu :


KOLERIK Kalau menyelesaikan suatu pekerjaan maka seorang Kolerik akan menyelesaikannya dengan caranya sendiri (My Way). Dia sungguh kreatif, bahkan kalau ada manual sekalipun maka dia tidak suka menuruti manual tersebut. Pokoknya si kolerik akan berusaha menyelesaikan pekerjaan itu sampai tuntas. Syaratnya harus dengan cara yang diyakini olehnya benar bukan dengan cara orang lain. Hambatan apapun akan diterjangnya guna mencapai tujuan. Kolerik ini juga senang mengatur orang lain akan tetapi dia sendiri tidak suka kalau dipaksa-paksa untuk melakukan sesuatu.


SANGUINIS Bagaimana seorang Sanguin harus menyelesaikan pekerjaannya ? Ini susahnya. Orang Sanguin ini orangnya gampangan. Cara dia menyelesaikan pekerjaannya adalah dengan cara yang dianggapnya paling menyenangkan (Fun Away). Bagi dia kalau pekerjaan itu menyenangkan baginya maka dia bisa-bisa tidak ingat waktu. Sayangnya, sang Sanguin ini terkesan bertele-tele karena ingin selalu mencari celah-celah pekerjaan yang bagi dia bisa menimbulkan kegembiraan. Si Sanguin ini juga suka menunda-nunda pekerjaan bahkan kerap melupakan apa yang sudah dikerjakannya. Dia bekerja tanpa rencana dan cenderung menganggap remeh apapun yang dilakukannya. Sikapnya cenderung seenaknya. Kalau ada keramaian maka orang Sanguin selalu tampil paling menonjol, entah dari segi pakaiannya, teriakannya yang menarik perhatian orang atau tingkah lakunya yang nyentrik. Si sanguin ini bisa diibaratkan seorang anak yang terkurung dalam tubuh orang dewasa. Awet muda dan senang bermain-main.


MELANKOLIK Nah ini dia tipe pekerja teratur. Senangnya rapi dan sistematis. Dalam menyelesaikan pekerjaan maka seorang yang berwatak melankolik akan memilih cara terbaik (best way), bagaimanapun caranya. Kalau ada manualnya maka dia akan mengikuti manual itu 100 % benar. Dia bekerja sangat tekun dan serius, dan selalu menuntut hal yang sama terhadap anak buah atau rekan-rekannya. Kalau ada yang melenceng sedikit dari kemauannya maka dia akan murung dan muram sepanjang hari. Orang Melankolik ini cepat sekali tersentuh perasaannya. Hidupnya teratur dan kalau berpakaian selalu selalu rapi dan charming.

PLEGMATIS Nah ini dia manusia yang paling menyenangkan bagi semua orang. Orang plegmatis ini nyaris tidak pernah marah. Senyumnya tulus. Hanya saja seperti orang yang tidak punya ambisi. Orangnya damai, dan tidak suka bertengkar. Dia juga pemalu dan cenderung tidak ingin menonjol di keramaian. Seorang plegmatis akan menerima pendapat orang lain apapun itu, meski belum tentu dia mengerjakannya. Kalau melakukan pekerjaan maka orang plegmatis akan melakukannya dengan cara yang paling mudah (easy way). Kadang-kadang dengan menempuh jalan pintas.

Kamis, 24 Maret 2011

LATIHLAH DIRI UNTUK BERIBADAH DENGAN KERIDHOAN ALLAH SWT

Saudaraku, ada manusia yang kadang bertanya, mengapa si Fulan tidak sholat tapi tetap jaya, sedangkan si fulan sholat, tapi tidak kuinjung jaya?

Jawaban Pertama :
Sholat jangan diukur dari hasil materi.
Sholat bukan untuk kejayaan, dan bukan sholat yang menjadikan kita kaya dan sejahtera.
Yang menjadikan kita kaya dan sejahtera adalah kemauan, bekerja keras, bekerja cerdas dan berusaha.
Sholat hanya - menjadikan kekayaan, keberhasilan dan kesuksesan yang diraih, menjadi berkah. Enak dinikmati hasilnya. Karena banyak, kekayaan yang tidak mendatangkan keberkahan buat pemiliknya. Karena banyak kesuksesan yang tidak mendatangkan kenikmatan buat si penggenggamnya.

Jawaban Kedua :
Kalau seseorang jaya, sedang ia tidak sholat, maka ia bisa lebih jaya kalau ia sholat.
Kalau seseorang susah, sedang ia sholat, maka ia tambah susah kalau tidak sholat.

Jawaban Ketiga :
Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang cengeng.
Kunci semuanya adalah koreksi diri. Jujur diri, dan perbaiki diri.
Koreksi kenapa sampai begitu, kenapa kok sudah sholat tetap miskin.
Bisa jadi, kita memang sholat, tapi kita tetap rajin bermaksiat.
Bisa jadi, kita memang sholat, tapi kita malas berusaha.
Berhrap rezeki turun dari langit, blek, begitu.
Bisa jadi kita sholat, tapi sajadah kita, rumah kita, dibangun lewat barang yang haram.
Bisa jadi pula, kita memang sholat, tapi di saku kita terdapat isim, di rumah kita terdapat jimat, ya, percuma sholatnya. Tidak diterima.

Lantas kenapa orang lain jaya? Itu yang harus kita pelajari, bukan justru kita irikan.
Intip rahasia jalan hidupnya.
Intip rahasia kecil kesuksesannya.
Tapi demi Allah, tidak ada kebahagiaan orang yang kaya tapi tidak sholat.
Apalagi bila kekayaan itu ia dapat dari memiskinkan orang lain.
Dan demi Allah juga, tidak semua orang yang kaya adalah orang yang senang.
Itu penglihatan kita saja.
Kita tidak tahu, banyak yang rumahnya luas, banyak yang rumahnya megah, tapi rumah itu menjadi lautan air mat atak bahagia.
Banyak yang beruang banyak, tapi akhirnya, uang yang banyak itu justru menjadi malapetaka buat dirinya dan keluarganya.

Coba perhatikan hal berikut.
Sebelum punya uang, si Fulan hidupnya sederhana.
Setelah beruang banyak, ia jadi sombong, ia main judi, ia main wanita, ia malah tambah haus dengan uang; adalah hal yang mungkin saja terjadi.

Jadi, dalam kehidupan ini, jangan melihat kaya dan miskinnya, tetapi lihatlah keberkahannya.
Kaya, tidak berkah, adalah jauh lebih menderita daripada sekedar miskin tapi hidup penuh ketenangan.

Dan sekarang, tidak usah lagi bertanya pertanyaan cengeng tersebut. Malah kita harus membuktikan, bahwa kita bisa kaya, dan bisa pula tenang dan berkah, dengan sholat, dan dengan menjadikan kekayaan kita itu berkat juga buat orang banyak.

Mudah-mudahan kita dan keluarga kita, dijadikan Allah diberi kekuatan tuk memelihara sholat.

MUNAJAT

Robb.
Engkau Maha Tahu,
apakah diri ini bersih tauhidnya?

Engkau Maha Tahu,
apakah diri ini bersih imannya?

Engkau Maha Tahu,
apakah diri ini bersih dari kemungkinan syirik,
bersih dari kurafat ?

Robb.
Engkau pula yang memiliki lautan ampunan yang tak terbatas.
Dan Engkau pula yang memiliki samudera rahmat yang tak bertepi.
Dengan ampunan dan rahmat-Mu, bolehlah diri ini menaruh harapan kepada Engkau.
Kepada Zat yang tidak pernah menyia-nyiakan harapan orang yang berharap kepada-Mu.
Bahwa andai kehidupan kami masih jauh dari keimanan yang Engkau harapkan,
semoga Engkau memberikan taufiq dan hidayah-Mu.
Sejak saat ini, kalau bisa diri berharap ampunan dan rahmat-Mu sudah bisa diperoleh

Robb.
Andai nanti kematian sudah menjadi hak hamba, semoga ampunan dan maaf-Mu
Engkau juga sudah persiapkan untuk diri ini.
Amin.

Jumat, 04 Maret 2011

Temukan Penyebab dan Jawabannya

Menyalahkan orang lain untuk penderitaan kita ?
Niscaya ia akan menambah kita satu penderitaan lagi.

Jujur dengan kesalahan diri sendiri dan ubahlah.
Inilah dua solusi terefektif bila penderitaan sedang datang.

Intinya,
koreksi..... koreksi... dan koreksi...

Selanjutnya,
perbaiki....., perbaiki..., dan perbaiki...

Insya ALLAH tidak ada penderitaan yang bakal lama-lama bersemayam di dalam kehidupan kita.

Carilah penyebab kesusahan hidup, dari dalam diri kita sendiri.
Dan carilah penyebab semua penderitaan yang kita rasakan, dari dalam diri kita sendiri.
Penyebab yang paling banyak dan paling utama, adalah biasanya justru dari diri kita sendiri.

Perbuatan buruk pasti akan menuai keburukan.
Sedang perbuatan baik, pun akan menuai kebaikan.
Hanya kadang kita perlu membuka mata,
di bagian kehidupan yang mana ia tumbuh menjadi buah.

Koreksi kedekatan diri dengan Sang Maha...
Misalnya, coba ingat, kapan terakhir kalinya mengkhususkan diri bertobat kepada-Nya untuk masalah dan keinginan yang dikeluhkan...?
Jangan-jangan lebih sering berdoa sambil lari...?

Sesungguhnya, ketika kita membuat orang lain menangis,
kitalah yang akan menangis kelak.
Sesungguhnya, ketika kita membuat orang merugi,
kita sendirilah yang merugi kelak.
Dan sesungguhnya, ketika kita membuat orang lain susah,
kita sendirilah yang akan merasakan kesusahan kelak...

Tidak ada kesusahan yang muncul, tidak ada kesulitan yang timbul, dan tidak ada permasalahan kehidupan yang terjadi, kecuali diri kitalah yang mengundang permasalahan tersebut datang.

Mungkin saat ini saudara menganggap bahwa diri saudara sedang terpuruk. Tapi biarlah, biarlah keterpurukan datang, biarkan ketersudutan datang, biarkan penyakit menyentuh kehidupan saudara.

Sementara ia datang, persiapkan saja diri sebaik-baiknya. Agar ketika semuanya berlalu, kita sudah menjadi manusia yang lebih beriman dan lebih yakin akan keberadaan ALLAH.

Tapi tariklah semua pelajaran hidup yang berharga dari kehidupan yang telah terlewati. Kehidupan kita bertutur, "tempuhlah jalan-jalan kebaikan, dan jangan menempuh jalan keburukan". Sebab ALLAH sudah mengingatkan bahwa siapapun yang tidak menghendaki kesusahan, tidak menginginkan kesulitan di kehidupan dunia ini, hendaknya selalu berbuat baik, dan menjauhi keburukan.

Apapun perbuatan buruk yang kita lakukan, hanya akan mengantarkan kita kepada kenestapaan yang mungkin berkepanjangan.
Dan apapun kejahatan yang kita kerjakan, hanya akan mengantarkan kita kepada penyesalan yang mungkin kita ratapi sepanjang sisa hidup.

Renungkan wahai hatiku,
Tidak ada satupun yang bisa meloloskan diri dari hukum sebab akibat.

Renungkanlah wahai diriku,
Tidak ada satupun manusia yang bisa lolos dari kejaran akibat buruk perbuatan buruk...

Jangan tertawa dulu,
untuk siapa saja yang telah mengecewakan Allah dan menari-nari di atas penderitaan orang lain.

Jangan dulu bertepuk dada,
untuk anda yang berada di atas angin dan kemudian melupakan sesama.

Boleh saja berteriak kesenangan,
ketika mempertontonkan keburukan dan memperlihatkan kemaksiatan.

Tapi jangan menangis,
ketika Allah perlihatkan akibat buruk dari kelakuan buruk.