Selasa, 22 Februari 2011

TAKDIR

Dalam suatu pelatihan yang saya ikuti pada tanggal 18 - 20 Pebruari 2011 di Ruang Serbaguna Senayan Jakarta yang bernama UMAT TERBAIK HIDUP BERKAH, salah satu sesinya membahas mengenai TAKDIR.

Kita sering mendengar sejumlah pertanyaan dalam diri seseorang, baik yang mempertanyakan kondisi fisik maupun keadaan hidupnya. Ada orang yang bertanya, mengapa ia hanya memiliki satu tangan, padahal ia dilahirkan dari Ibu yang mempunyai dua tangan yang lengkap.

Ada pula pertanyaan, mengapa ia hidup miskin, sedangkan teman-temannya kaya bergelimang harta, juga mempertanyakan mengapa wajahnya buruk, sementara banyak orang berwajah ganteng dan cantik. Ada juga pertanyaan, mengapa dirinya beragama Islam sedangkan tetangganya non-Muslim.

Apakah keadaan itu sudah suratan takdir? Apakah ia berasal dari kehendak Allah SWT semata ataukah berasal dari kehendak kita sendiri ?Atau dipengaruhi oleh kedua-duanya?

Dalam rangka penciptaan dan pengaturan alam dan isinya. Allah SWT menetapkan segala sesuatu yang pernah dan akan ada atau terjadi berdasaran ilmu dan kehendak-Nya. Jika ada manusia yang memiliki satu tangan misalnya, itu merupakan takdir atau ketetapan Allah atas diri orang itu.

Begitu juga dengan adanya orang miskin dan kaya, orang jelek dan orang ganteng atau ada yang muslim dan non muslim. Semuanya merupakan ketetapan Allah yang diberikan kepada siapapun yang Dia kehendaki. Inilah makna takdir. Hanya saja, khusus buat manusia, Allah SWT memberikan sebagian hak-Nya kepada manusia untuk menentukan pilihannya.

Artinya, apa yan terjadi pada diri kita, baik atau buruk, menyenangkan atau menyedihkan, ada peran kita di dalamnya, meskipun peran itu hanya dalam porsi kecil. Kita hanya berperan kecil karena awal dan akhir setiap hal yang terjadi di dunia ini tetap berada dalam kekuasaan Allah SWT.

Di sisi lain, Allah tak membiarkan begitu saja manusia mencari pilihan-pilihannya. Melalui para Rasul, Allah memberi manusia petunjuk jalan yang bisa ditempuh selama di dunia. Bukan hanya itu, Allah juga menjelaskan segala konsekuensi dari setiap jalan yang ada dan ditempuh manusia.

Hal ini bermakna, Allah memberi tahu manusia jalan-jalan yang bisa ditempuh dan segala akibat dari pilihannya, silahkan manusia menentukan pilihannya dan manusia akan menerima akibat dari setiap pilihannya.

Konsep takdir terbagi menjadi tiga :
Pertama, takdir seseorang ditentukan mutlak oleh manusia. Menurut konsep ini, peran Allah dalam menentukan takdir dikesampingkan.
"Apa saja nikmat yang kalian peroleh adalah dari sisi Allah SWT. Dan apa saja bencana yang menimpa kalian, maka merupakan akibat kesalahan diri kalian." (An-Nisa [4] : 79).
"Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum tersebut mengubah dirinya" (QS. Ar-Rad [13] : 11).

Kedua, takdir seseorang ditentukan mutlak oleh Allah SWT. Menurut konsep ini, peran manusia yang dikesampingkan.
Dalil yang menyebutan adanya kekuasaan mutlak diantaranya, "Padahal Allah-lah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian perbuat". (QS. As-Shaffat [37] : 96).
atau
"Dan engkau tidak mampu menempuh jalan itu, kecuali jika dikehendaki Allah SWT. Sesungguhnya Allah adalah zat yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al Ihsan [76] : 30).

Ketiga, Peran Allah dan manusia sama-sama menentukan takdirnya.

Pemahaman yang benar tentang takdir sangat berhubungan dengan persepsi dan sikap kita terhadap hidup dan kehidupan. Bila salah memahami takdir, boleh jadi kita akan terjerembab pada sikap apatis.

Kita menggantungkan keadaan pada ketentuan takdir tanpa sedikitpun ada upaya untuk mengusahakan segala hal yang menjadi keperluan kita. Selain itu, kita juga bisa terperosok pada kekafiran saat kita meyakini bahwa Allah tidak memiliki peran dalam segala hal yang terjadi pada kita.

Sebaliknya, bila memahami takdir dengan benar dan memosisikannya pada tempat yang benar, kita akan memiliki sikap positif terhadap hidup dan kehidupan ini. Kita akan menjadi orang yang bekerja keras, pantang menyerah dan rendah hati. Kita yakin bahwa diri kitalah yang menentukan baik buruknya takdir kita.

Akan tetapi pada saat yang sama, kita memahami bahwa kekuasaan manusia dalam menentukan takdir dibatasi kekuasaan Allah. Oleh karena itu, dalam setiap usaha kita selalu mengupayakan agar tak bertentangan dengan ketentuan Allah dan selalu berdoa agar Allah memberikan yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar