Kamis, 24 Maret 2011

LATIHLAH DIRI UNTUK BERIBADAH DENGAN KERIDHOAN ALLAH SWT

Saudaraku, ada manusia yang kadang bertanya, mengapa si Fulan tidak sholat tapi tetap jaya, sedangkan si fulan sholat, tapi tidak kuinjung jaya?

Jawaban Pertama :
Sholat jangan diukur dari hasil materi.
Sholat bukan untuk kejayaan, dan bukan sholat yang menjadikan kita kaya dan sejahtera.
Yang menjadikan kita kaya dan sejahtera adalah kemauan, bekerja keras, bekerja cerdas dan berusaha.
Sholat hanya - menjadikan kekayaan, keberhasilan dan kesuksesan yang diraih, menjadi berkah. Enak dinikmati hasilnya. Karena banyak, kekayaan yang tidak mendatangkan keberkahan buat pemiliknya. Karena banyak kesuksesan yang tidak mendatangkan kenikmatan buat si penggenggamnya.

Jawaban Kedua :
Kalau seseorang jaya, sedang ia tidak sholat, maka ia bisa lebih jaya kalau ia sholat.
Kalau seseorang susah, sedang ia sholat, maka ia tambah susah kalau tidak sholat.

Jawaban Ketiga :
Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang cengeng.
Kunci semuanya adalah koreksi diri. Jujur diri, dan perbaiki diri.
Koreksi kenapa sampai begitu, kenapa kok sudah sholat tetap miskin.
Bisa jadi, kita memang sholat, tapi kita tetap rajin bermaksiat.
Bisa jadi, kita memang sholat, tapi kita malas berusaha.
Berhrap rezeki turun dari langit, blek, begitu.
Bisa jadi kita sholat, tapi sajadah kita, rumah kita, dibangun lewat barang yang haram.
Bisa jadi pula, kita memang sholat, tapi di saku kita terdapat isim, di rumah kita terdapat jimat, ya, percuma sholatnya. Tidak diterima.

Lantas kenapa orang lain jaya? Itu yang harus kita pelajari, bukan justru kita irikan.
Intip rahasia jalan hidupnya.
Intip rahasia kecil kesuksesannya.
Tapi demi Allah, tidak ada kebahagiaan orang yang kaya tapi tidak sholat.
Apalagi bila kekayaan itu ia dapat dari memiskinkan orang lain.
Dan demi Allah juga, tidak semua orang yang kaya adalah orang yang senang.
Itu penglihatan kita saja.
Kita tidak tahu, banyak yang rumahnya luas, banyak yang rumahnya megah, tapi rumah itu menjadi lautan air mat atak bahagia.
Banyak yang beruang banyak, tapi akhirnya, uang yang banyak itu justru menjadi malapetaka buat dirinya dan keluarganya.

Coba perhatikan hal berikut.
Sebelum punya uang, si Fulan hidupnya sederhana.
Setelah beruang banyak, ia jadi sombong, ia main judi, ia main wanita, ia malah tambah haus dengan uang; adalah hal yang mungkin saja terjadi.

Jadi, dalam kehidupan ini, jangan melihat kaya dan miskinnya, tetapi lihatlah keberkahannya.
Kaya, tidak berkah, adalah jauh lebih menderita daripada sekedar miskin tapi hidup penuh ketenangan.

Dan sekarang, tidak usah lagi bertanya pertanyaan cengeng tersebut. Malah kita harus membuktikan, bahwa kita bisa kaya, dan bisa pula tenang dan berkah, dengan sholat, dan dengan menjadikan kekayaan kita itu berkat juga buat orang banyak.

Mudah-mudahan kita dan keluarga kita, dijadikan Allah diberi kekuatan tuk memelihara sholat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar